
Tapi kalau disuruh mengukur volume air pada ember dimana dasar ember adalah batuan yang bentuknya tidak beraturan.. gimana yaa ? Itu masih skala yang kiat dapat menjangkaunya tetapi kalau yang mau dikur adalah volume air laut di dunia ini…ngglegek..jadi haus niih
Pada tahun 1888, seorang peneliti bernama John Murray mencoba menghitung volume air laut yang tentunya kedalaman laut di beberapa lokasi harus diketahui. Naah, pada saat itu untuk mengukur kedalaman laut dengan cara menjatuhkan tali yang diberi pemberat berupa timah dari sebuah kapal.
Kemudian pada tahum 1920-an untuk mengukur kedalaman laut sudah memanfaatkan teknologi echosounder yaitu alat untuk mengukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara.
Sekarang, beberapa peneliti dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) Department of Marine Chemistry and Geochemistry Amerika Serikat mulai menghitung volume dan kedalaman air laut melalui satelit. Dan hasilnya menurut Matthew Charette adalah bahwa volume air laut kira-kira sebanding dengan lima kali air laut di teluk Meksiko atau lima ratus kali lebih banyak dari Great Lakes.
Ternyata yang mencengangkan, hasil perhitungan pada tahun 1888 oleh John Murray yang memakai peralatan sederhana ternyata hanya selisih 1,2 persen. Waah hebat juga yaa.. peneliti jaman dulu..Dari ketelitian memang menggunakan satelit dapat tergambar betul relief dasar laut dan terukur lebih akurat dan detail. Sedangkan bila menggunakan teknologi echosounder membutuhkan waktu selama 200 tahun, atau dibutuhkan sepuluh kapal selama 20 tahun untuk mengukur seluruh permukaan dasar laut. “Itu membutuhkan dana sekitar US$ 2 juta,” ujar Walter H.F. Smith, seorang Geophysicist pada Nasional Environmental Satellite, Data and Information Service of The Nasional Oceanic and Atmospheric Administration rekan Matthew Charette dalam penelitian ini.
Tapi ada sebuah pertanyaan, mudah-mudahan ada pembaca kasih informasi.Bila dilihat dari gambar yang saya tampilkan ambil dari google earth.
